Pages

Kamis, 17 Februari 2011

Ikhlas dan Menghadirkan Niat

Ikhlas dan menghadirkan niat dalam segala perbuatan, ucapan, lahir maupu batin.


Allah berfirman : " Padahal mereka diperintah beribadah kepada Allah dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar) ",(Al-Bayyinah: 5).


Allah berfirman : "Katakanlah, Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya", (Ali Imran: 29).


Abu Yazid Ma'an bin Yazid bin Akhnas, Ia, ayahnya, kakeknya termasuk golongan sahabat semua mengatakan, "Ayahku Yazid pernah mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan, lalu dinar-dinar itu ia letakkan di dekat seseorang di dalam masjid. Aku (Ma'an bin Yazid) pun datang untuk mengambilnya. Setelah itu aku menemui ayahku dengan membawa dinar-dinar tadi, Ayah berkata," Demi Allah, bukan engkau yang ku kehendaki untuk diberi sedekah itu". Selanjutnya hal itu aku adukan kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda," Bagimu adalah apa yang telah engkau niatkan, wahai yazid. Adapun bagimu adalah apa yang engkau ambil, wahai Ma'an", (HR Bukhari).


Abu Ishaq Saad bin Abu Waqqash Malik bin Uhaid bin Abdu Manaf bin Zuhrar bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai Al-Qurasyi Az-Zuhri salah satu sepuluh orang yang dipersaksikan (oleh Rasulullah) akan masuk surga, berkata," Rasulullah menjengukku pada tahun haji wada', karena sakitku yang semakin parah.
Lalu aku bertanya," Wahai Rasulullah, sungguh sakitku ini sudah sampai seperti yang anda lihat, sedang aku adalah seorang yang kaya dan tidak memiliki ahli waris kecuali satu orang putriku. Bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku? Beliau menjawab,"tidak", aku bertanya lagi, Kalau separuhnya, wahai Rasulullah? Beliau menjawab,"tidak". Aku bertanya lagi, kalau sepertiga, wahai Rasulullah? Beliau menjawab,"Ya, sepertiga, dan sepertiga itu sudah banyak atau besar. Jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya maka itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir dan meminta-minta kepada manusia. Sesungguhnya pada setiap nafkah yang engkau berikan dengan niat untuk mencari wajah Allah niscaya engkau akan diberi pahalanya, hingga makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.
Abu Ishaq meneruskan ceritanya, Aku bertanya, apakah aku akan ditinggalkan di Mekah setelah shahabat-shahabatku (pulang)? Beliau menjawab,"sesungguhnya kamu tidak akan ditinggalkan". setelah itu kamu melakukan suatu amalan untuk mencari wajah Allah, sehingga dengan itu kamu menambah derajat dan kemuliaan. Barang kali diberi umur panjang sehingga beberapa kaum mengambil manfaat darimu (kaum muslimin) dan yang lain dirugikan karenamu (orang-orang musyrik). (Doa Rasulullah) : " Ya Allah, sempurnakanlah hijrah para shahabatku dan jangan palingkan mereka ke belakang (murtad). Tapi kasihan Saad bin Khaulah". Rasulullah sangat kasian kepadanya sebab justru ia yang akan mati di mekkah. (Muttafaqun' alaih).

0 komentar:

Posting Komentar